- Back to Home »
- PADA MALAM YANG MENCUMBU HUJAN
Posted by : Unknown
Selasa, 28 Februari 2012
Atas nama alam semesta, reguklah seluruh udara yang Tuhan limpahkan
untukmu, hirup sedalam-dalam yang kau mampu, dan nikmati setiap lekuk
kenikmatan, ketika deru nafas mulai mengembang-kempiskan dadamu, yang
senantiasa membuatmu tetap hidup. Lalu cumbui dinginnya hujan, yang
berlari membasuh wajahmu, turun seketika, menyelinap masuk diserap bumi,
hingga tanah pun menghembuskan aroma kehidupan, yang sedari dulu kau
rindukan.
Hidup memang sudah seharusnya seperti itu, bersulang dalam bahagia,
yang kerap membuatmu tertawa renyah, terasa hangat dan terlihat begitu
mempesona. Sayangnya, ketidaksabaran Tuhan, seringkali membuatmu
terpaksa menanggung sejuta perih yang mendidih, begitu terik dan
menyesakkan, mengupas jiwamu selapis demi selapis, hingga kau terlalu
lelah, bahkan hanya untuk sekedar bermimpi. Dan ketika kau coba
berteriak, menangis sekencang-kencangnya, kenyataan masih saja seperti
itu, selalu sama, tak bergeming sama sekali.
Sungguh, ketidakberadaanmu, membuat hidup terasa terlalu panjang
untuk dilalui. Terkadang, aku terpaksa harus sesekali berhenti, meretas
letih yang semakin sering terasa, disela-sela perjalanan, yang kian hari
makin terasa membosankan. Masih terlalu banyak persimpangan didepan
sana, dan sialnya, semua terlihat sangat sama.
Konon, hidup bisa terasa sedikit lebih indah, ketika kau tak
menyimpan terlalu banyak harap. Dan kini, aku telah sandarkan semua
mimpi dan harapan yang tersisa, disini, pada malam yang mencumbu hujan.