- Back to Home »
- DAN SEMUA HANYA MASALAH WAKTU
Posted by : Unknown
Kamis, 15 Maret 2012
Aroma pagi yang ranum, dengan sepuluh pasang burung gereja, diatas
tiang listrik tua sebelah utara. Kau terjaga, masih memeluk selembar
syal merah jambu, yang sudah kusut penuh ruas, namun wanginya masih
seperti tadi malam, persis sebelum kau menutup pintu, memadamkan mata
lampu. Kini cuma ada hening, dan kau masih menatap cangkir-cangkir kopi,
yang mendingin sisa semalam.
Dalam pejam, hidup terasa lebih nyaman, karena saat kau terjaga dalam
nyata, remah waktu hanyalah menuai getir, menggerogoti sepotong demi
sepotong, dinding hatimu yang sudah terlalu tipis, nyaris habis. Namun
apa lacur, esok hari, pagi bakal datang lagi, menunggu dibalik pintu
untuk kau jumpai, dan itu, hanya bisa kauhadapi, dengan hela nafas
panjang, dan senyum yang membisu.
Tadi malam kenangan itu mencair, dan pagi ini sudah jadi embun,
sejuknya sampai di pucuk-pucuk daun. Aku kembali memulai pagi, menyusuri
jalan-jalan yang biasa kita lewati, memutar lagu-lagu yang biasa kita
nyanyikan, semuanya masih sama, sungguh masih sama, hingga ditepi jalan
itu, aku kembali sadar, tak ada lagi jejakmu, dan aku benci itu.